Ada beberapa
riwayat yang menjelaskan keberadaan kelompok ini, di antaranya adalah sebagai
berikut
□ “Akan
keluar sebuah kaum dari arah Timur, mereka akan memudahkan kekuasaan bagi Al
Mahdi.”
□ “Dari
Khurasan akan keluar beberapa bendera hitam, tak sesuatupun bisa menahannya
sampai akhirnya bendera-bendera itu ditegakkan di Iliya (Baitul Maqdis).”
□ “Akan
keluar manusia dari Timur yang akan memudahkan jalan kekuasaan bagi Al ‘ Mahdi.”
Namun
riwayat-riwayat tersebut memiliki cacat dari sisi sanad dan periwayatannya.
Sedangkan riwayat tentang Ashhabu Rayati Suud yang sampai pada derajat
hasan adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh sahabat Tsauban :
“Akan berperang
tiga orang di sisi perbendaharaanmu. Mereka semua adalah putera khalifah.
Tetapi tak seorang pun di antara mereka yang berhasil menguasainya. Kemudian
muncullah bendera-bendera hitam dari arah timur, lantas mereka membunuh
kamu dengan suatu pembunuhan yang belum pernah dialami oleh kaum sebelummu.” Kemudian
beliau saw menyebutkan sesuatu yang aku tidak hafal, lalu bersabda:
“Maka jika kamu melihatnya, berbai’atlah walaupun dengan merangkak di alas
salju, karena dia adalah khalifah Allah Al-Mahdi.( Sunan Ibnu
Majah, Kitabul Fitan Bab Khurujil Mahdi 2: 1467: Mustadrak Al-Hakim 4:
463-464. Dan dia berkata, “Ini adalah hadits shahih menurut syarat
Syaikhain.” (An-Nihayah fit Firan 1:29 dengan tahqiq DR. Thana
Zaini).
Riwayat
tersebut tidak banyak menjelaskan ciri-ciri fisik tertentu secara detil
sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat-riwayat lainnya. Tentang maksud
perbendaharaan dalam riwayat tersebut Ibnu Katsir berkata, “Yang dimaksud
dengan perbendaharaan di dalam hadits ini ialah perbendaharaan Ka’bah. Akan ada
tiga orang putera khalifah yang berperang di sisinya untuk memperebutkannya
hingga datangnya akhir zaman, lalu keluarlah Al-Mahdi yang akan muncul dari
negeri Timur.
Zaman Kemunculan
Ashabu Rayati Suud
Berdasar
riwayat Tsauban di atas, kemunculan Ashhabu Rayati Suud adalah di saat
kemunculan Al-Mahdi. Riwayat tersebut mengisyaratkan bahwa keberadaan Ashhabu
rayati Suud dan embrionya sudah muncul jauh-jauh hari sebelum kemunculan
Al-Mahdi. Sebab, kemunculan sebuah kelompok yang kelak mewakili satu-satunya
kelompok paling haq di antara kelompok umat Islam yang ada jelas tidak mungkin
muncul dengan sekejab, sim salabim. Keberadaan mereka sudah ada dan embrio
mereka terus tumbuh di tengah kerasnya kecamuk perang dan debu-debu mesiu. Ciri
khas mereka dalam riwayat di atas – memiliki kemampuan membunuh lawan yang
tidak pernah dimiliki oleh kaum sebelumnya – menggambarkan betapa
dahsyatnya daya tempur dan strategi militer yang mereka punyai. Riwayat ini
juga mengisyaratkan bahwa aktivitas mereka sebelum kemunculan Al-Mahdi adalah
perang dan pembunuhan, hal yang menjadi ciri khas thaifah manshurah di akhir
zaman.
Riwayat Tsauban
di atas juga mengisyaratkan bahwa kemunculan Ashabu Rayati Suud dari Khurasan
ini terjadi di saat kematian seorang raja Saudi yang dilanjutkan dengan
pertikaian tiga putra khalifah untuk memperebutkan Ka’bah.
Dalam hal ini,
banyak analisa menyebutkan bahwa boleh jadi kondisi itu akan segera menjadi
realita demi melihat apa yang saat ini terjadi di Saudi. Adalah Tony Khater(Pada situs Saudipolitics.com, 1 Januari
2004, Tony Khater, THE UNITED STATES AS UNWANTED BROKER IN ROYAL
SECESSION; IT WANTS BANDAR BIN SULTAN AS CROWN PRINCE”)
seorang analis
politik Amerika dengan spesialisasi kajian Timur Tengah khususnya Arab Saudi,
telah secara konsisten menyebutkan tentang terpecahnya pemerintahan Arab Saudi
menjadi empat kelompok sebelum wafatnya Raja Fahd, seakan-akan
kelompok-kelompok itu memunyai pemerintahannya sendiri-sendiri, yaitu
pemerintahan Putra Mahkota Pangeran Abdullah, pemerintahan Pangeran Nayef,
pemerintahan Pangeran Sultan, dan pemerintahan Pangeran Salman. Dengan wafatnya
Raja Fahd, lalu Putra Mahkota Abdullah yang telah berusia 80 tahun naik menjadi
raja, maka di bawahnya terdapat tiga pangeran dengan pemerintahannya
sendiri-sendiri yang bersiap-siap menggantikannya ketika ia wafat nanti, yaitu
Pangeran Nayef, Pangeran Sultan, dan Pangeran Salman.
Jika ini kelak
terjadi, akankah ia menjadi tanda kemunculan Al-Mahdi dan menjadi tanda
keluarnya Ashabu Rayati Suud? Lalu siapakah kelompok yang layak untuk disebut
sebagai Ashabu rayati Suud, kelompok Thaifah Manshurah akhir zaman yang
dijanjikan?
Ashabu Rayati
Suud akan muncul dari timur Khurasan, benarkah mereka Thaliban dan Al-Qaeda ?
Kemunculan
salah satu tandhim askari kaum militan fundamental di wilayah
Khurasan (Afghanistan, Iraq dll) yang dikenal dengan Thaliban dan Al-Qaeda
memunculkan pertanyaan, benarkah mereka adalah calon Ashhabu Rayati Suud yang
dijanjikan? Pasalnya, kelompok ini adalah satu-satunya kaum militan muslim yang
paling ditakuti oleh barat karena kehebatan tempur mereka, juga karena
cita-cita mereka yang radikal; mendirikan negara Islam dari ujung Asia Tenggara
hingga barat Maroko. Mereka adalah muslim fundamental yang paling kuat
melaksanakan hukum Islam sebagaimana yang pernah berlaku di Madinah pada masa
Rasulullah saw. Merekalah satu-satunya kelompok yang paling mendekati gambaran
kehidupan Rasulullah saw dan para sahabatnya; beriman, hijrah, perang,
mendirikan daulah Islam, melaksanakan semua kewajiban tanpa terkecuali,
mendapat boikot dan kecaman internasional, mendapat ujian paling berat dan
menyatakan keimanannya, dikepung oleh pasukan ahzab dan banyak lagi sejarah
kehidupan generasi assabiqunal awwalun yang hari ini tergambar dalam
realitas hidup mereka.
Beberapa analis
pemerhati hadits-hadits fitnah menduga; bahwa merekalah yang lebih layak untuk
menyandang gelar kehormatan itu sesuai dengan beratnya ujian keimanan yang
mereka hadapi.
Dalm hal ini,
terlepas dari tepat atau melesetnya dugaan-dugaan tersebut, ada hal lain yang
lebih penting untuk dipahami oleh seorang muslim berkaitan dengan dua kelompok
fundamental ini. Setiap muslim hendaknya berhati-hati untuk tidak menjatuhkan
vonis tertentu pada kelompok-kelompok yang secara lahir memiliki stigma dan
citra negatif dari musuh-musuh Islam –bahkan dari kalangan umat Islam sendiri-
bahwa hal itu bukan berarti keadaan mereka adalah sebagaimana tuduhan itu.
Merupakan sunnatullah bahwa musuh-musuh Islam dari bangsa barat memiliki dendam
dan kebencian kepada setiap muslim yang memegang teguh agama mereka. Dalam hal
ini, kelompok Thaliban dan Al-Qaeda yang sangat komitmen menegakkan semua
bentuk syari’at Islam dalam masyarakatnya sangat wajar bila dibenci oleh bangsa
Barat. Termasuk sebagian kaum muslimin yang termakan oleh isu dan propaganda
bangsa barat tentang “kekejian dan kejahatan” Thaliban terhadap manusia.
Tanpa bermaksud
memastikan apakah Thaliban merupakan termasuk kelompok Ashhabu Rayatis Suud,
yang pasti bahwa memberikan tuduhan jahat dan keji yang belum tentu demikian
kenyataannya merupakan kejahatan tersendiri. Sementara mendoakan mereka,
mengharapkan mereka untuk membela umat Islam, mengusir musuh-musuh Islam dan
menegakkan syari’at di muka bumi merupakan sikap yang baik.
Namun demikian
– terlepas bahwa Thaliban dan Al-Qaeda memiliki ciri-ciri yang banyak
keserupaannya dengan kelompok Ashabu Rayati Suud – yang jelas memastikan secara haqqul
yakin bahwa mereka adalah Ashabu Rayati Suud termasuk sikap tergesa-gesa.
Namun, mudah-mudahan tidak salah jika kita berharap, semoga mereka itulah
kelompok yang dimaksudkan. Amiin.
Wallahu a’lam
bish shawab.
EmoticonEmoticon