Riwayat-riwayat
yang sampai kepada kita berkenaan dengan Al-Mahdi telah mencapai jumlah minimal
riwayat mutawatir yang memberi faidah ilmu yakin sehingga tidak boleh
diragukan.
Apa yang
dinyatakan oleh Ibnu Qudamah tepat untuk riwayat-riwayat berkenaan dengan
Al-Mahdi. Banyak sekali riwayat berkenaan dengannya, lebih dari 80 riwayat yang
musnad (bersanad); ada yang shahîh, ada yang hasan, dan ada pula yang dha’if.
Para hafizh dan
ahli ilmu telah menyebutkan kemutawatiran kabar tentang Al-Mahdi. Di antara
mereka adalah: Al-Hafizh Abu Al-Hasan Al-Aburi (wafat th. 363 H.), Imam
Al-Qurthubi penulis tafsir (wafat th. 671 H.), Al-Hafizh As-Sakhawi (wafat th.
902 H.), Al-Allamah As-Sifaraini (wafat th. 1188 H.), Syaikh Muhammad
Al-Barzanji (wafat th. 1103 H.), Al-Allamah Asy-Syaukani (wafat th. 1250 H.),
Al-Allamah Shiddiq Hasan Al-Qanwaji Al-Bukhari (wafat th. 1307 H.), dan Syaikh
Muhammad Ja’far Al-Kattani (wafat th. 1345 H.).
Inilah pernyataan
mereka:
1. Di dalam tafsirnya, Imam Al-Qurthubi menulis, “Kabar-kabar yang shahîh telah sampai ke derajat mutawatir berkenaan dengan bahwa Al-Mahdi adalah dari keturunan Rasulullah saw.”
2. Al-Hafizh Abu
Al-Hasan Al-Aburi berkata, “Kabar-kabar
telah mutawatir dan mustafidh (banyak, berlimpah) dengan banyaknya periwayat
dari Al-Mushthafa saw, bahwa Al-Mahdi akan muncul, bahwa dia termasuk
Ahlulbait, dan bahwa dia akan memenuhi bumi dengan keadilan. Juga, bahwa dia
akan muncul bersama Isa as dan bekerja sama dengan beliau untuk membinasakan
Dajjal di pintu Ludd, suatu tempat di Palestina, juga bahwa dia akan mengimami
umat ini dan Isa mengerjakan shalat di belakangnya.”
Beliau adalah orang pertama yang menyatakan kemutawatiran kabar munculnya Al-Mahdi sejauh yang kami tahu. Banyak ahli ilmu yang telah menyitir perkataan beliau. Di antara mereka adalah Imam Al-Qurthubi dalam At-Tadzkirah, Al-Mizzi dalam Tahdzîb Al-Kamâl, Ibnul Qayyim dalam Al-Manâr Al-Munîf, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fath Al-Bârî, As-Sakhawi dalam Fath Al-Mughîts, As-Suyuthi dalam Akhbâr Al-Mahdi, Al-Allamah Mar’i bin Yusuf dalam kitab beliau Fawâ’id Al-Fikri fî Zhuhûr Al-Mahdiyyi Al-Muntazhar, dan Ibnu Hajar Al-Haitami dalam dalam Ash-Shawâ’iq Al-Muhriqah. Mereka tidak mengomentari pernyataan beliau baik berupa kritikan atau pun sesuatu yang menunjukkan ketidakridhaan.
Beliau adalah orang pertama yang menyatakan kemutawatiran kabar munculnya Al-Mahdi sejauh yang kami tahu. Banyak ahli ilmu yang telah menyitir perkataan beliau. Di antara mereka adalah Imam Al-Qurthubi dalam At-Tadzkirah, Al-Mizzi dalam Tahdzîb Al-Kamâl, Ibnul Qayyim dalam Al-Manâr Al-Munîf, Al-Hafizh Ibnu Hajar Al-Asqalani dalam Fath Al-Bârî, As-Sakhawi dalam Fath Al-Mughîts, As-Suyuthi dalam Akhbâr Al-Mahdi, Al-Allamah Mar’i bin Yusuf dalam kitab beliau Fawâ’id Al-Fikri fî Zhuhûr Al-Mahdiyyi Al-Muntazhar, dan Ibnu Hajar Al-Haitami dalam dalam Ash-Shawâ’iq Al-Muhriqah. Mereka tidak mengomentari pernyataan beliau baik berupa kritikan atau pun sesuatu yang menunjukkan ketidakridhaan.
3. Al-Hafizh
Syamsuddin As-Sakhawi.
Muhammad bin Ja’far Al-Kattani berkata, “Tidak hanya satu orang yang menyitir pernyataan Al-Hafizh As-Sakhawi bahwa kabar tentang Al-Mahdi mutawatir. As-Sakhawi menyebut hal itu dalam Fath Al-Mughîts”.
Muhammad bin Ja’far Al-Kattani berkata, “Tidak hanya satu orang yang menyitir pernyataan Al-Hafizh As-Sakhawi bahwa kabar tentang Al-Mahdi mutawatir. As-Sakhawi menyebut hal itu dalam Fath Al-Mughîts”.
4. Syaikh Muhammad
Al-Barzanji. Beliau berkata,
“Akhir dari kabar-kabar yang shahîh, sharih, banyak, dan masyhur yang sampai ke
derajat mutawatir maknawi adalah bahwa tanda-tanda hari Kiamat yang besar itu
ada; di antaranya -bahkan yang pertama- adalah kemunculan Al-Mahdi”.
5. Al-Allamah
As-Sifaraini berkata, “Banyak sekali riwayat tentang
kemunculan Al-Mahdi yang telah sampai ke batas mutawatir maknawi dan hal itu
telah tersebar di kalangan ulama sunnah dan terhitung sebagai salah satu akidah
mereka.”
6. Al-Allamah
Al-Qadhi Muhammad bin Ali Asy-Syaukani berkata, Di antara hadits-hadits tentang
Al-Mahdi ada 50-an hadits yang bisa dijadikan pijakan. Di antaranya ada yang
shahîh, hasan, dan dha’if yang tertolak. Hadits-hadits ini mutawatir tanpa
diragukan lagi. Bahkan, istilah mutawatir mana pun yang ada dalam ilmu ushul,
semua sesuai dengan keadaan hadits tentang Al-Mahdi ini.”
Beliau juga berkata, “Maka tetaplah bahwa hadits-hadits yang menyebut tentang Al-Mahdi Al-Muntazhar adalah mutawatir; hadits-hadits yang menyebut tentang Dajjal, mutawatir; dan hadits-hadits yang menyebut tentang Isa bin Maryam pun mutawatir.”
Beliau juga berkata, “Maka tetaplah bahwa hadits-hadits yang menyebut tentang Al-Mahdi Al-Muntazhar adalah mutawatir; hadits-hadits yang menyebut tentang Dajjal, mutawatir; dan hadits-hadits yang menyebut tentang Isa bin Maryam pun mutawatir.”
7. Syaikh Shiddiq
Hasan A-Qanwaji Al-Bukhari berkata,
“Hadits-hadits yang datang berkenaan dengannya -Al-Mahdi- dengan riwayat yang
berbeda-beda banyak sekali; telah sampai ke batas tawatur. Itu semua di dalam
Sunan, dan yang lainnya di dalam Mu’jam dan Musnad.”
Juga, “Perkara Al-Mahdi masyhur di kalangan seluruh umat Islam dari masa ke masa. Di akhir zaman kelak pasti muncul seseorang dari kalangan Ahlulbait Nabi yang akan mengokohkan agama dan menebar keadilan. Dia akan diikuti oleh seluruh umat Islam dan berkuasa atas seluruh kerajaan Islam. Namanya adalah Al-Mahdi.”
Beliau juga berkata, “Maka keraguan berkenaan dengan keturunan Fathimah yang dijanjikan dan dinanti-nanti dan ditegaskan oleh banyak dalil itu tidak bermakna. Bahkan, mengingkarinya sama juga dengan kelancangan yang besar terhadap nash-nash yang mustafidh dan masyhur yang mencapai batas mutawatir.”
Juga, “Perkara Al-Mahdi masyhur di kalangan seluruh umat Islam dari masa ke masa. Di akhir zaman kelak pasti muncul seseorang dari kalangan Ahlulbait Nabi yang akan mengokohkan agama dan menebar keadilan. Dia akan diikuti oleh seluruh umat Islam dan berkuasa atas seluruh kerajaan Islam. Namanya adalah Al-Mahdi.”
Beliau juga berkata, “Maka keraguan berkenaan dengan keturunan Fathimah yang dijanjikan dan dinanti-nanti dan ditegaskan oleh banyak dalil itu tidak bermakna. Bahkan, mengingkarinya sama juga dengan kelancangan yang besar terhadap nash-nash yang mustafidh dan masyhur yang mencapai batas mutawatir.”
8. Syaikh
Muhammad bin Ja’far Al-Kattani berkata, “Walhasil, hadits-hadits yang datang
berkenaan dengan Al-Mahdi Al-Muntazhar adalah mutawatir. Demikian pula yang
datang berkenaan dengan Dajjal dan Sayyiduna Isa bin Maryam as.”
9. Al-Allamah
‘Abdul ’Aziz bin ‘Abdullah bin Baz berkata, “Perkara Al-Mahdi adalah perkara yang
maklum. Hadits-hadits yang membahasnya mustafîdh, bahkan mutawatir dan saling
menguatkan.”
Beliau juga berkata, “Hadits-hafits itu -sesungguhnya- menunjukkan bahwa sosok yang dijanjikan itu, perkaranya jelas dan kemunculannya benar adanya. Dia adalah Muhammad bin Abdullah Al-Hasani; salah seorang keturunan Hasan bin Ali bin Abu Thalib -semoga Allah merahmati mereka semua-. Keberadaan imam ini adalah salah satu rahmat Allah bagi umat ini di akhir zaman. Dia akan muncul, menegakkan keadilan dan kebenaran, mencegah kezhaliman dan laku durjana, dan dengannya Allah akan mengibarkan panji-panji kebaikan atas umat sebagai sebentuk keadilan, hidayah, taufik, dan irsyad bagi manusia.”
Beliau juga berkata, “Hadits-hafits itu -sesungguhnya- menunjukkan bahwa sosok yang dijanjikan itu, perkaranya jelas dan kemunculannya benar adanya. Dia adalah Muhammad bin Abdullah Al-Hasani; salah seorang keturunan Hasan bin Ali bin Abu Thalib -semoga Allah merahmati mereka semua-. Keberadaan imam ini adalah salah satu rahmat Allah bagi umat ini di akhir zaman. Dia akan muncul, menegakkan keadilan dan kebenaran, mencegah kezhaliman dan laku durjana, dan dengannya Allah akan mengibarkan panji-panji kebaikan atas umat sebagai sebentuk keadilan, hidayah, taufik, dan irsyad bagi manusia.”
EmoticonEmoticon