Inilah
beberapa analisa para pemerhati akhir zaman tentang bagaimana peristiwa
kembalinya manusia ke zaman unta bisa terjadi.
1.
Amin Muhammad Jamaluddin meyakini bahwa seluruh senjata pemusnah masal dan
semua alat-alat logam di saat itu telah habis karena peristiwa perang
Armageddon, seluruhnya benar-benar habis dan tidak tersisa sama sekali. Bahkan
bukan hanya senjata pemusnah masal, semua jenis senjata api, dan alat-alat
perang yang terdiri dari Tank, pesawat terbang, panser, kapal induk, dan
berbagai tranportasi lainnya juga akan musnah oleh sebab yang sama.
Bagi
kami, analisa di atas terlalu dibuat-buat dan terlalu dipaksakan, kemungkinan
prediksi ini sangat jauh dari kebenaran dan sulit dinalar. Sebab merupakan
sesuatu yang mustahil jika bahan-bahan logam dan senjata-senjata organik ini
benar-benar musnah dan tidak ada sama sekali di seluruh dunia. Bukankah sangat
mungkin bahwa tidak semua pihak tidak ikut terlibat dalam perang ini? Bagaimana
dengan manusia lain yang keberadaannya jauh dari wilayah konflik – dan mereka
juga memiliki berbagai persenjataan modern meski sangat sederhana? Sebut saja
negeri kita (Indonesia), atau wilayah lain yang mungkin “aman-aman” saja ?
Bagaimana secara logika hal itu bisa terjadi ?
2.
Asumsi kedua adalah sebagaimana yang digambarkan oleh penulis buku “ARMAGEDDON
– Peperangan Akhir Zaman”, saudara Ir. Wisnu Sasongko, juga beberapa analis lainnya
yang menyatakan bahwa kehancuran seluruh senjata modern adalah disebabkan hujan
meteor (bintang berekor) yang menabrak bumi hingga menimbulkan medan magnet
raksasa yang merubah sistem grafitasi bumi. Akibat dari rusaknya sistem ini,
maka semua benda yang terbuat dari logam akan mengalami kerusakan sistem yang
berakibat tidak berfungsinya alat-alat berat tersebut meski ia tetap ada.
Secara kronologis, Wisnu Sasongko memaparkan kemungkinan skenario itu sebagai
berikut :
Jadi,
hantaman yang keras dari meteor/asteroid terhadap bumi menyebabkan munculnya
fenomena fisika alam sebagai berikut
1.
Ledakan yang hebat di bumi, sehingga terjadi kebakaran pada lokasi yang
berdekatan dengan jatuhnya meteor tersebut.
2.
Gempa bumi yang dahsyat (gedung-gedung, jembatan, jalan layang roboh, sehingga
transportasi macet total).
3.
Timbul cekungan yang dalam dan lebar di permukaan bumi, sehingga tanah bekas
cekungan tersebut menjadi debu-debu yang berterbangan, (dukhan).
4.
Muncul gelombang panas bumi (suhu udara naik) setinggi ratusan kaki dan
mengelilingi bola bumi dengan kecepatan 800 km / jam. Hal ini terjadi bila
asteroid itu jatuh di darat. Gelombang panas ini menimbulkan angin yang
kencang. Menurut hadits riwayat Imam al-Qurthubi dalam kitab at-Tadzkirah,
“Kehancuran Andalus disebabkan
oleh angin yang kencang.” (Tubuh
manusia melepuh seperti terbakar. Manusia mencari tempat persembunyian di dalam
tanah dan gua-gua untuk menghindari panas. Tumbuhan terbakar, layu tak berbuah.
Manusia di seluruh dunia dilanda kelaparan yang hebat).
5.
Muncul debu-debu akibat ledakan. Debu atau asap/kabut panas (dukhan) yang
menutupi seluruh bumi. Sinar matahari tertutup asap sehingga bumi menjadi gelap
gulita selama beberapa waktu. Udara menjadi panas, bakteri dan virus berkembang
pesat. Manusia mengalami mutasi.
6.
Petir. Akibat kabut tebal, maka munculah gesekan antarkabut yang menimbulkan
petir yang menggelegar. Petir inilah yang akan menghancurkan Turki sebagaimana
hadits yang diriwayatkan oleh Hudzaifah bin Yaman dari Nabi saw. bahwa beliau
bersabda, “.. .Kehancuran Turki disebabkan karena petir… dan
kehancuran Irak karena peperangan.”[2]
7.
Es di kutub utara dan selatan mencair sehingga Eropa, Inggris, Amerika Serikat,
Kanada, Alaska, Rusia, Selandia Baru, Autralia, dan Amerika Selatan mengalami
banjir hebat Air bah akan mengalir melalui sungai Rhein yang membelah Eropa
sehingga Eropa lumpuh karena banjir. (Banjir besar merupakan pertanda telah
dekat masa turunnya Isa Al-Masih).
8.
Gelombang Tsunami di lautan menyapu semua kapal dan pulau-pulau serta kota-kota
di tepi pantai. Gelombang ini bertambah hebat bila asteroid itu jatuh di
lautan.
3.
Asumsi ketiga adalah didasarkan pada fakta sosial, ekonomi, dan politik global
yang secara keseluruhan berada dalam cengkraman Amerika dan Eropa. Dimulai
dengan kehancuran ekonomi kapitalis yang dibangun di atas pilar-pilar
ribawiah[3], keruntuhan sistem perbankan internasional, hancurnya pasar uang
dan bursa saham, yang kesemuanya akan berimbas pada kehancuran semua jejaring
ekonomi dunia. Secara sederhana, kronologi kembalinya manusia ke zaman unta
berdasarkan analisa di atas adalah sebagai berikut :
1.
Secara perlahan –namun penuh kepastian- ekonomi dunia global terus bergejolak
dan cenderung turun, seiring dengan krisis global yang menerpa ekonomi Amerika.
Karena Amerika merupakan negara yang tegak di atas pinjaman modal negara-negara
dunia (100% tumbuh karena investasi dari negara-negara lain), maka secara
otomatis akan memengaruhi stabilitas ekonomi negara-negara dunia lainnya. Ekonomi
Amerika -dengan pasar uang dan bursa saham sebagai pilar utamanya- telah
menjadi barometer bagi ekonomi negara lain yang menjadikan dollar sebagai alat
tukar mereka dalam setiap transaksi. Jika Amerika maju dan berkembang,
maka nilai ekspor produk negara-negara yang melakukan transaksi perdagangan
dengan Amerika juga akan berkembang. Sebaliknya, jika ekonomi Amerika melemah
maka secara otomatis akan mengganggu ekonomi lainnya.
2.
Ketika Amerika pada waktunya jatuh pada jurang kebangkrutan total – dengan
beragam sebab yang telah banyak dijelaskan- maka, seluruh perekonomian dunia
yang tersangkut dengan jejaring ekonomi Amerika dengan sendirinya juga akan
terkena imbasnya. Ketika Amerika tidak lagi mampu membayar hutang-hutangnya
kepada negara-negara donor, berarti terjadi stagnasi ekonomi negara tersebut
yang juga akan berimbas pada angka pengangguran yang tinggi. Efek berikutnya
adalah berhentinya seluruh sektor industri, baik sektor riil maupun perbankan.
Pabrik-pabrik sudah tidak lagi mampu beroprasi karena tidak adanya suntikan
dana dari lembaga keuangan dan terjadinya gagal bayar dari para pengguna
produknya. Tingginya harga minyak dunia dan kelangkaan sumber yang tersedia
akibat (di)hancurkannya sumber-sumber minyak di Timur Tengah (karena perang
yang tak kunjung usai) semakin memperparah keadaan. Kondisi itu terus
berlangsung hingga seluruh industri, pabrik-pabrik, alat-alat produksi,
transportasi darat, laut dan udara yang paling banyak membutuhkan minyak dan
gas, bisa dipastikan tidak lagi dapat beroprasi dan mengeluarkan produknya.
3.
Dengan berhentinya aktivitas produksi dari beragam jenis pabrik, baik pabrik
senjata maupun alat transportasi, maka jumlah peralatan yang bisa digunakan
juga akan terbatas. Ketika peralatan tadi rusak atau mengharuskan untuk diganti
sebagian onderdilnya, maka sudah tidak ditemukan lagi pabrik yang memproduksi
suku cadang yang dibutuhkan untuk kelangsungan alat-alat tadi.[4] Maka, di
berbagai negara yang saat itu tidak terlibat dalam peperangan antara Imam Mahdi
dan musuh-musuhnya, boleh jadi masih memiliki senjata-senjata modern, alat
transportasi dan teknologi lainnya, namun sudah tidak ada lagi bahan bakar dan
atau amunisi yang bisa digunakan. Jikapun mereka masih memiliki, maka dengan
jumlah yang terbatas yang sangat mungkin habis dalam waktu yang singkat.
4.
Ketika kondisi seperti itu terus berlangsung selama bertahun-tahun lamanya,
maka teknologi modern yang dimiliki oleh manusia tinggal sejarah dan kenangan
masa lalu. Manusia terpaksa menggunakan teknologi manual untuk mempertahankan
hidupnya.
Dari
beragam analisa di atas, nampaknya penjelasan kedua dan ketiga itulah yang
kemungkinan menjadi penyebab utama, bahkan kedua-duanya akan saling
menyempurkan kehancuran dunia. Kehancuran ekonomi dunia global juga akan
semakin diperparah dengan datangnya 3 tahun kekeringan ekstrim sebelum
kemunculan Dajjal. Masa-masa sulit dan kehancuran total ekonomi dunia ini akan
memaksa seluruh manusia untuk tidak lagi memiliki sesuatu yang dapat dimakan,
sehingga makanan dan minuman orang-orang mukmin saat itu adalah takbir, tasbih
dan tahmid.
Wallahu a’lam bish shawab
EmoticonEmoticon