Dari Mujahid berkata “Fulan, salah satu
kalangan sahabat bercerita kepadaku :
Bahwasannya Al-Mahdi itu tidak akan keluar
sampai terbunuhnya jiwa yang suci. Ketita jiwa yang suci itu terbunuh maka
murkalah siapa saja yang ada di langit dan yang ada di bumi, lantas orang-orang
datang menjumpai Al-Mahdi. Mereka mempersiapkannya bagaikan dipersiapkannya
seorang gadis pengantin untuk suaminya pada malam pertama. Al-Mahdi memenuhi
Bumi dengan keadilan dan kelurusan. Bumi menumbuhkan tumbuhannya dan menurunkan
hujannya. Umatku menikmati dimasa pemerintahannya, kenikmatan yang belum pernah
mereka nikmati sebelumnya sama sekali.(HR. Ibn Abi Syaibah,
Hadits no. 37653, Al-Bustawi menyatakan hadits ini shahih.)
Penjelasan :
Kisah
lelaki ini mirip dengan kisah pria yang di sebutkan dalam surat yasin, yang
disebutkan dalam Al-Qur’an. Ketika siksaan Allah turun sebagai wujud karamah
dari-Nyakepada lelaki tersebut sekaligus sebagai hukuman bagi si pembunuhnya.
Siksaan itu turun secara langsung sesudah di bunuhnya pria yang shalih itu,
sebagaimana yang di tutur oleh sejumlah surat Yasin.
Indikasi
atau tanda ini diketahui dengan jelas oleh penduduk bumi karena mereka tidak
mengetahui apa yang di maksud dengan tandanya, apalagi tidak disampaikan
keterangan dengan jelas tentang siapa sebenarnya sosok yang di sifati dengan
jiwa yang suci. Padahal pembunuhan terhadap dirinya itu dianggap sebagai
peristiwa yang mewajibkan turunnya siksaan dari Allah.. Pada saat yang sama
juga menjadi pertolongan bagi orang-orang beriman yang senantiasa berjuang di
jalan Allah dengan munculnya Al-Mahdi. Dan Yang di maksud dengan Jiwa yang suci(nafs
az-zakkiyah) ini adalah sifat bukan nama orang pada umumnya, bukan termasuk
urusan yang diketahui secara pasti siapa sesungguhnya yang di maksud. Hal ini
mirip dengan Kalam Allah Subkhanahu Wata’ala, dalam Surat Al-Kahfi ayat 74 : Apakah engkau membunuh jiwa yang
suci.
Dipaparkan
disini bahwa jiwa yang suci yang di maksud bukanlah Muhammad bin Abdullah bin
Al-Hassan yang juka di kenal dengan An-Nafs
Az-Zakkiyah (jiwa yang suci),
dialah yang jeluar memerangi kaum Abbasiyyah dan kemudian mereka berhasil
membunuhnya dan saudaranya, Ibrahim. Barangkali julukannya dengan julukan ini (An-Nafs Az-Zakkiyah) termasuk bab menginginkan kebaikan dan
dorongan kuat agar masing-masing dari kita inilah yang di maksud dengannya. Wallahu’alam
EmoticonEmoticon